Tanjungpinang, jurnalkota.online
Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Kota Tanjungpinang menggelar Rapat Koordinasi (Rakor) Rutin TPID bersama seluruh anggota TPID yang dipimpin oleh Wakil Wali Kota Tanjungpinang Endang Abdullah.
Rapat Koordinasi dilaksanakan di ruang rapat Engku Putri Raja Hamidah, Kantor Wali Kota, Jl. Daeng Marewa, Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri), Rabu (24/5/2023).
Dalam kesempatan itu, Endang Abdullah mengatakan inflasi bulan April 2023 lebih rendah dibandingkan inflasi bulan April tahun sebelumnya.
“Alhamdulillah di bulan April tahun 2023 inflasi Kota Tanjungpinang berada di angka 0,22% yaitu relatif lebih rendah dibanding inflasi di bulan April tahun lalu. Saya ucapkan terima kasih kepada seluruh tim pengendalian inflasi atas upaya bersama dalam rangka penanganan inflasi. Terus perkuat koordinasi dalam upaya pengendalian inflasi tahun 2023,” ucap Endang Abdullah.
Sebagai informasi, menurut data yang dipaparkan oleh Bank Indonesia (BI) Perwakilan Kepri dan BPS Kota Tanjungpinang, menjelaskan bahwa Tanjungpinang pada April tahun 2023, inflasi Kota Tanjungpinang tercatat sebesar 3,63% (yoy) menurun dari bulan sebelumnya 4,28% (yoy), terus melambat menuju ke target sasaran 3%. Inflasi tahunan tersebut juga lebih rendah dibandingkan dengan Inflasi Gabungan Kota di Pulau Sumatera sebesar 6,12% (yoy).
“Inflasi bulanan terutama disebabkan oleh kenaikan harga kangkung, bayam cabai merah dan harga kontrak rumah. Secara tahun kalender bulan Januari sampai dengan bulan April, inflasi Kota Tanjungpinang sebesar 0,39% (ytd) sedikit lebih tinggi dari Kota Batam (0,38%),” rincinya.
Selain itu, Kata Endang Abdullah, inflasi Kota Tanjungpinang diperkirakan menurun di bulan Mei, risiko inflasi Kota Tanjungpinang pada bulan Mei tahun 2023 yaitu El Nino musim kering dan kenaikan harga minyak global.
“Memasuki bulan Mei 2023, beberapa risiko tekanan inflasi diperkirakan meningkat dan perlu diwaspadai, antara lain yang pertama Fenomena El Nino musim kering, yang berdampak terhadap kegiatan produksi pangan sehingga pasokan pangan domestik berpotensi turun, dan yang ke dua risiko kenaikan harga minyak global yang sejalan dengan prospek penurunan pasokan,” ujar Endang Abdullah. (Antoni)
Sumber: Prokompim Tanjungpinang